Shalat Sunah: Dalil, Keutamaan, Pembagian Shalat Sunah

ofasholatan - Shalat sunah yaitu sholat yang dianjurkan untuk dilaksanakan, apabila dikerjakan mendapat pahala dan bila tidak dikerjakan tidak berdosa. Meskipun tidak diwajibkan, namun sebagai seorang muslim yang taat hendaknya melaksanakan ibadah sholat sunnah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, selain itu juga banyak sekali manfaat dan keutamaan yang luar biasa dari shalat sunah.

Macam-macam sholat sunnah pada dasarnya ada dua; yaitu shalat sunnah yang dikerjakan secara berjamaah dan shalat sunnah yang dikerjakan sendirian (tidak secara berjamaah). Adapun menurut hukumnya, shalat sunnah terbagi atas dua golongan yaitu sholat sunnah muakkad dan sholat sunah ghairu muakkad.
Dalil-dalil keutamaan shalat sunnah
Ilustrasi: Ibadah shalat sunnah
Untuk lebih jelasnya, berikut ini kami sajikan pembahasan mengenai sholat sunnah :
[DAFTAR ISI]
DALIL SHALAT SUNAH
PEMBAGIAN SHOLAT SUNAH
7 KEUTAMAAN SHALAT SUNAH
  1. Menutupi Kekurangan Shalat Fardhu
  2. Sebaik-baiknya Amalan
  3. Menghapus Dosa dan Meningkatkan Derajat
  4. Menjadi Wali Allah yang Istimewa
  5. Diberi Petunjuk dan Doanya Mustajab
  6. Akan Dekat dengan Rasulullah SAW di Surga
  7. Meningkatkan Rasa Syukur

DALIL/HADITS TENTANG ANJURAN SHALAT SUNAH

Untuk meningkatkan amalan manusia dan menutupi segala kekurangan dan kelalaian yang ada, Allah SWT telah mensyari'atkannya dalam Kitab Suci Al-Qur'an. Allah SWT berfirman:
وَأَقِمِ الصَّلاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
Artinya :
"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat" (QS. Huud : 114)
Dalam surat yang lain, Allah SWT juga berfirman:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ
Artinya :
“Apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah : 7-8)
Keterangan:
Ibnu Mas‘ud Radhiyallahu anhu berkata: “Apabila engkau telah selesai melaksanakan shalat-shalat wajib maka laksanakanlah shalat malam.” (Tafsiir Ibni Katsir [VIII/433])
Sementara Mujahid mengatakan, “Jika engkau telah menyelesaikan urusan duniamu, maka menghadaplah kepada Rabb-mu dengan shalat.”

Juga di antara dalil yang menunjukkan tentang disyari’atkannya shalat sunah, adalah hadits yang menyebutkan:
أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ اْلإِسْـلاَمِ، فَقَالَ: (خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ). فَقَالَ الرَّجُلُ: هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُنَّ؟ قَالَ: (لاَ، إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ)
Artinya :
“Bahwa seseorang bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang (kewajiban-kewajiban) dalam Islam, lalu beliau menjawab, ‘(Melaksanakan) shalat lima waktu dalam sehari semalam.’ Orang itu bertanya lagi, ‘Adakah kewajiban lain atas diriku?’ Beliau menjawab, ‘Tidak ada, kecuali engkau mengerjakan shalat sunnah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

[ Kembali ke Daftar Isi ]


PEMBAGIAN SHOLAT SUNAH

Seperti yang telah disampaikan diatas, bahwa pembagian shalat sunnah terbagi menjadi dua, antara lain:
  1. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan (dianjurkan) untuk berjamaah
    Shalat sunah ini terbagi menjadi dua. Shalat sunnah yang mengikuti shalat fardhu dan shalat sunnah yang tidak mengiringi shalat fardu. Adapun shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu adalah shalat sunnah muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad. Shalat ini juga biasanya disebut shalat rawatib. Seperti dua rakaat sebelum Shalat Dhuhur, dua rakaat setelah Maghrib dan lain sebagainya.

    Sedangkan shalat sunnah yang tidak mengiringi shalat fardhu adalah shalat yang biasanya memiliki sebab-sebab tertentu dan waktu-waktu tertentu, seperti shalat Tahiyyatul Masjid, Witr, Qiyamul Lail, shalat Dhuha, Shalat Istikharah dan lain sebagainya
  2. Shalat sunah yang disunnahkan berjamaah
    Yaitu, shalat Idul Fitri dan Shalat Idul Adha, Shalat Gerhana (Kusuf dan Khusuf) dan Shalat Istisqa’ (shalat untuk meminta hujan), shalat tarawih dan sholat witir di bulan ramadhan (setelah sholat tarawih)

[ Kembali ke Daftar Isi ]


KEUTAMAAN SHALAT SUNNAH

Beberapa keutamaan shalat sunah adalah sebagai berikut :
  1. Shalat Sunnah Akan Menutupi Kekurangan pada Shalat Wajib
    Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ
    Artinya :
    “Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, “Lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun jika dalam shalatnya ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah kekurangan yang ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya.” Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini.” (HR. Abu Daud no. 864, Ibnu Majah no. 1426 dan Ahmad 2: 425. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
  2. Shalat adalah Sebaik-baiknya Amalan
    Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلاَةُ وَلاَ يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلاَّ مُؤْمِنٌ
    Artinya :
    “Beristiqamahlah kalian dan sekali-kali kalian tidak dapat istiqomah dengan sempurna. Ketahuilah, sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah shalat. Tidak ada yang menjaga wudhu melainkan ia adalah seorang mukmin.” (HR. Ibnu Majah no. 277 dan Ahmad 5: 276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
  3. Shalat Sunnah Menghapus Dosa dan Meninggikan Drajat
    Ma’dan bin Abi Tholhah Al Ya’mariy, ia berkata, “Aku pernah bertemu Tsauban –bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu aku berkata padanya, ‘Beritahukanlah padaku suatu amalan yang karenanya Allah memasukkanku ke dalam surga’.” Atau Ma’dan berkata, “Aku berkata pada Tsauban, ‘Beritahukan padaku suatu amalan yang dicintai Allah’.” Ketika ditanya, Tsauban malah diam.

    Kemudian ditanya kedua kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga kalinya, Tsauban berkata, ‘Aku pernah menanyakan hal yang ditanyakan tadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
    عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً
    Artinya :
    “Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu’.” Lalu Ma’dan berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama. Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku.” (HR. Muslim no. 488).
    Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini adalah dorongan untuk memperbanyak sujud dan yang dimaksud adalah memperbanyak sujud dalam shalat.” (Syarh Shahih Muslim, 4: 205). Cara memperbanyak sujud bisa dilakukan dengan memperbanyak shalat sunnah.
  4. Shalat Sunnah Menggapai Wali Allah yang Istimewa
    Orang yang rajin mengamalkan amalan sunnah secara umum, maka ia akan menjadi wali Allah yang istimewa. Lalu apa yang dimaksud wali Allah?
    Allah SWT berfirman:
    أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (٦٢)الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (٦٣)
    Artinya :
    “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)
  5. Allah akan beri petunjuk pada pendengaran, penglihatan, kaki dan tangannya, serta doanya pun mustajab
    Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِى وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ
    Artinya :
    “Allah Ta’ala berfirman: Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari no. 2506)
  6. Akan dekat dengan Rasulullah SAW di surga
    Dari Rabiah bin Ka’ab Al-Aslami –radhiyallahu ‘anhu– dia berkata,
    كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
    Artinya :
    “Saya pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya. Maka beliau berkata kepadaku, “Mintalah kepadaku.” Maka aku berkata, “Aku hanya meminta agar aku bisa menjadi teman dekatmu di surga.” Beliau bertanya lagi, “Adakah permintaan yang lain?” Aku menjawab, “Tidak, itu saja.” Maka beliau menjawab, “Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (memperbanyak shalat).” (HR. Muslim no. 489)
  7. Meningkatkan Rasa Syukur
    Berdasarkan hadits Aisyah -Radhiyallahu ‘Anha- bahwa Nabi -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam- biasa melakukan shalat malam hingga telapak kaki beliau bengkak. Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa engkau lakukan itu, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu maupun yang akan datang?” Beliau menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

[ Kembali ke Daftar Isi ]

Referensi:
* https://almanhaj.or.id/3500-disyariatkannya-shalat-sunnah-dan-keutamaannya.html
* https://islami.co/definisi-dan-pembagian-shalat-sunnah/
* https://rumaysho.com/2184-keutamaan-shalat-sunnah.html